Berikut adalah contoh makalah sosioteknologi, untuk daftar isi dan kata pengantar buat sendiri ya??? :D
Read more »
Makalah
Sosio Teknologi Informasi
BAGAIMANA
MENUJU MASYARAKAT IT
Disusun
Oleh :
Erfan
Bahtiar NIM.1110651009
Dosen
Pengampu :
Yulio
Rahmadi, S. Kom
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2013
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat informasi
menurut Taru J. Wahyu adalah dimana semua negara berusaha agar seluruh
pedesaan, lembaga pendidikan, lembaga masyarakat, lembaga pemerintah dan
lain-lain terhubung dalam satu jaringan, sehingga interaksi dalam berbagai
aspek di seluruh dunia dapat dilakukan secara mudah dan cepat melalui
telematika. Masyarakat yang berbasis informasi diarahkan untuk menjadi landasan
menuju masyarakat berbasis pengetahuan serta ekonomi berbasis pengetahuan.
Kondisi pendidikan di
Indonesia yang masih kurang merata, menyebabkan pola pikir masyarakat untuk
memahami kaidah teknologi informasi itu sendiri dinilai masih kurang. Mungkin
bagi mereka yang pernah mengenyam jenjang pendidikan sampai Sekolah Menengah
Atas pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir masih dapat memahami seperti apa
kehidupan di era informasi seperti sekarang ini. Indonesia hingga saat ini
masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara tetangganya dalam mengejar
teknologi informasi. Padahal teknologi informasi merupakan salah satu lahan
untuk dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan yang cukup besar jika
indonesia mampu memanfaatkannya.
Yang menjadi inti utama
dalam pengembangan telematika di indonesai adalah kultur akan perubahan ke arah
masyarakat berbasis IT masih rendah dan kultur yang lainya pun masih bervariasi,
ada yang masih pola hidup jaman dulu/purba seperti berburu dan berpindah pindah,
agraris, industri dan lain-lain. Hal ini dapat dijadikan sebagai tantangan. Ada
banyak tantangan, regulasi, dan kebijakan pemerintah yang harus segera
dilaksanakan untuk menunjang keberhasilan masyarakat informasi di Indonesia,
sekaligus memperkecil tingkat kesenjangan digital. Pemerintah dibantu
Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo), dalam hal ini adalah sebagai
motor utama, penggerak, dan motivator pemberdayaan masyarakat agar sadar akan
teknologi.
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Untuk menuju masyarakat
IT sebenarnya dibutuhkan kesadaran dari dalam diri kita sendiri, namun yang
terjadi di masyarakat Indonesia adalah dengan beragamnya suku, budaya, dan
kultur masyarakat, membuat semua pihak harus turut andil untuk mewujudkannya.
1.3 Maksud dan Tujuan
Dalam Buku Putih
Kementrian Riset dan Teknologi tahun 2006 disebutkan harapan-harapan yang ingin
dicapai dalam penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) Indonesia, yaitu (1) Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
rakyat, (2) Meningkatkan daya saing bangsa, (3) Memperkuat persatuan dan
kesatuan nasional, ( 4) Mewujudkan pemerintahan yang transparan, (5)
Meningkatkan jatidiri bangsa di tingkat internasional. Dari kelima hal
tersebut, penelitian dan pengembangan TIK diharapkan lebih melihat user needs
(kebutuhan pengguna atau stakeholder) serta lebih membumi dan memprioritaskan
penelitian ke arah mencari solusi kebutuhan riil masyarakat.
Teknologi Informasi dan
Komunikasi harus mampu menjawab kepentingan empat stakeholder, yaitu (1)
Masyarakat dan publik, untuk menuju masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge
based society) dan layanan elektronik (e-Service), (2) Pemerintah, untuk menuju
e-Government dan membentuk pemerintah yang bersih dan transparan, (3) Industri,
untuk menuju industri TIK tingkat global dan berdaya saing tinggi, (4) Lembaga
Iptek, untuk menuju lembaga riset ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa bersaing
di kancah internasional.
BAB
2. PEMBAHASAN
Bagi Indonesia untuk
memasuki era informasi memang banyak kendala yang harus dihadapi,
terutama masih adanya kesenjangan informasi dan belum siapnya masyarakat dan
negara dalam menghadapinya. Pola pikir masyarakat yang masih beranggapan bahwa
teknologi modern hanya dimanfaatkan untuk bidang-bidang yang sifatnya
administratif/perkantoran seharusnya disudahi. Pada kenyataannya, penggunaan
teknologi informasi jika benar-benar ingin diterapkan, tidak hanya terbatas
pada hal tersebut. Ada banyak sekali jenis lapangan pekerjaan di daerah
pedesaan yang sangat mungkin ditunjang dengan keberadaan teknologi informasi.
Misalnya penyediaan aplikasi jual beli sederhana untuk menghitung penjualan
sumber daya alam, kemudahan pencarian lapangan kerja bagi mereka yang
membutuhkan, hingga kemudahan pemerintah desa untuk mengelola administrasi
penduduk.
Problem yang dihadapi
bangsa kita saat ini adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka buta huruf dan masih
rendahnya minat baca, terutama pada masyarakat yang hidup di pedesaan dan
daerah terpencil. Padahal informasi dan pengetahuan biasanya disajikan dalam
media bacaan, baik cetak maupun non cetak, seperti buku, koran, majalah,
internet dan sebagainya. Namun melek informasi bukan hanya terbatas pada
kebiasaan membaca, tetapi lebih dari itu yaitu kesanggupan untuk memahaminya
(literasi informasi). Di samping itu juga dengan adanya tradisi yang masih
menganggap rendah kedudukan perempuan dari pada laki-laki baik dalam kehidupan
rumah tangga, dalam pendidikan maupun dalam mendapatkan pekerjaan yang dapat
membuat perempuan tidak berdaya. Rendahnya kualitas sumber daya manusia tersebut
dapat menyebabkan rendahnya posisi tawar dan fungsi kontrol mereka terhadap
kelemahan berbagai lembaga pelayanan publik.
Beberapa waktu yang
lalu pemerintah telah membuat beberapa program yang sudah dijalankan dan cukup
bisa mendukung terwujudnya masyarakat informasi. Misalnya dengan pembangunan
sehari satu juta sambungan listrik yang dilakukan PLN ketika memperingati Hari
Listrik Nasional. Kemudian beberapa hari yang lalu Menkominfo, Tifatul
Sembiring, juga baru saja meresmikan 14 desa berdering yang terletak di
berbagai daerah perbatasan. Yang tidak kalah hebat yaitu peluncuran M-CAP
(Mobile Community Access Point) atau dikenal dengan mobil warnet keliling oleh
Depkominfo. Jika kegiatan semacam ini giat dilakukan dan berkelanjutan, serta
benar-benar diterapkan, maka sedikit demi sedikit target pencapaian pemerintah
akan semakin dekat.
Depkominfo sendiri telah menetapkan
beberapa tahapan pencapaian untuk menuju masyarakat informasi Indonesia yang
meliputi sbb :
- Desa Perintis (2005) : Pada tahap ini sebagian besar desa belum terhubung dengan fasilitas telekomunikasi. Jumlah desa yang terhubung dengan fasilitas telekomunikasi masih dibawah 50 persen dari jumlah total desa di Indonesia.
- Desa Berdering Terpadu (2010) : Pada tahap ini telepon dasar sudah tersedia di seluruh desa di Indonesia dengan jumlah sambungan minimal satu satuan sambungan telepon (sst). Layanan yang disediakan pada tahap ini masih terbatas pada layanan komunikasi suara.
- Desa Online (2015) : Pada tahap ini diharapkan ada peningkatan kualitas dan kuantitas layanan hingga 10 sst untuk 1 desa, dilanjutkan dengan penyediaan barang akses internet.
- Desa Multimedia (2020) : Pada tahap ini diharapkan pemanfaatan TIK sudah menjadi kebutuhan masyarakat desa dalam aktifitas sehari-hari dan menjadikan TIK sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di desa. Dengan adanya pemahaman yang baik terhadap TIK diharapkan akan menumbuhkan akses informasi baik telepon dan internet. Selain itu, perlu menyediaan konten yang berkelanjutan sehingga desa tersebut menjadi bagian dari komunitas informasi dunia.
- Masyarakat Informasi (2025) : Hampir 50 persen penduduk Indonesia mempunyai akses informasi sesuai dengan yang diinginkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pemaksimalan teknologi informasi hingga ke pelosok pedesaan melalui layanan e-economy dan e-health diharapkan dapat diterapkan.
Untuk
mengimplementasikan teknologi ke dalam tatanan masyarakat Indonesia, dibutuhkan
proses yang bertahap dan tidak instan. Untuk menyebarkan dan atau memasukkan gagasan
mengenai inovasi terbaru pemerintah dalam rangkan menjadikan masyarakat
Indonesia sebagai masyarakat informasi yang melek teknologi, dibutuhkan opinion
leader seperti pemuka agama, figur publik, kepala desa dan lain-lain untuk
memberikan contoh kepada msyarakat di lapangan. Melalui mereka masyarakat dapat
diberi edukasi dan contoh secara efektif. Namun perlu diingat bahwa tidak semua
masyarakat dapat menerima begitu saja setiap adanya pembaharuan, diperlukan
suatu proses yang kadang-kadang menimbulkan pro dan kontra yang tercermin dalam
berbagai sikap dan tanggapan dari anggota masyarakat ketika proses implementasi
teknologi ini sedang berlangsung di tengah-tengah mereka.
BAB
3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan memang penting, tetapi jika tidak diimbangi dengan praktek
kebiasaan dan kesadaran manusia itu sendiri, maka program menuju masyarakat
informasi tidak akan berjalan secara berkesinambungan. Tidak mudah membujuk
orang tua kita yang sudah berusia berpuluh-puluh tahun hidup tanpa teknologi
digital dipaksa untuk memahami teknologi yang baru muncul di awal milenium
ketiga ini. Perlu waktu untuk menerima suatu hal yang baru.
Dengan menyebarluaskan tentang pentinnya manfaat teknologi di era sekarang
memungkinkan masyarakat mau tidak mau harus menggunakan teknologi sebagai
sarana untuk membantu pekerjaannya.
3.2
Saran
1. Pemerintah
harus mempersiapkan prioritas dan kebutuhan masyarakat di berbagai daerah. Hal
ini untuk menghindari pembangunan infrastruktur yang tidak tepat sasaran.
2.
Melakukan penelitian mengenai kondisi sosial, budaya,
dan pendidikan masyarakat setempat untuk mengetahui tingkat antusiasme dan
kesadaran masyarakat, sehingga dapat dibedakan mana kelompok masyarakat yang
sudah siap dan belum siap.
DAFTAR
PUSTAKA
Agung, Ridho. 2013, Indonesia dan Masyarakat Informasi, Implementasi teknologi, Kesenjangan digital dan teori Difusi Inovasi. http://ridhoagungnugraha.wordpress.com/2013/01/03/indonesia-dan-masyarakat-informasi-implementasi-teknologi-kesenjangan-digital-dan-teori-difusi-inovasi/, Diakses pada 6 Januari 2014
Dwi,
Susetyo. 2011, Menuju Masyarakat Melek Teknologi. http://techno.okezone.com/read/2011/05/21/54/459430/large,
Diakses pada 6 Januari 2014
E-Government. 2013. Memahami Arah
Perkembangan E-Government. http://irawan23.wordpress.com/2013/04/10/memahami-arah-perkembangan-e-government-3/,
Diakses Pada 6 January 2014
Rizki,
Aditya. 2011, Bagian 3 : Tantangan, Regulasi, dan Kebijakan Pemerintah Menuju
Masyarakat Informasi. http://www.adityarizki.net/2011/02/bagian-3-tantangan-regulasi-dan-kebijakan-pemerintah-menuju-masyarakat-informasi/ , Diakses pada 6 Januari 2014
Safia, Joe.
2012. Peran Teknologi Informasi dan Pola Pikir Masyarakat Dalam
Pengembangannya. http://newjoesafirablog.blogspot.com/2012/06/peran-teknologi-informasi-dan-pola.html , Diakses Pada 26 Desember 2013
Talibo, Lukman. 2011. Pemanfaatan
Teknologi Informasi Untuk pemberdayaan Masyarakat (Bagian 1). http://lukmantalibo.wordpress.com/2011/07/14/pemanfaatan-teknologi-informasi-untuk-pemberdayaan-masyarakat-bagian-1/,
Diakses pada 6 Januari 2014