Tuesday 14 January 2014

BAGAIMANA MENUJU MASYARAKAT IT???

Berikut adalah contoh makalah sosioteknologi, untuk daftar isi dan kata pengantar buat sendiri ya??? :D




Makalah Sosio Teknologi Informasi
BAGAIMANA MENUJU MASYARAKAT IT





Disusun Oleh :
Erfan Bahtiar  NIM.1110651009

Dosen Pengampu :
Yulio Rahmadi, S. Kom



JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2013

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Masyarakat informasi menurut Taru J. Wahyu adalah dimana semua negara berusaha agar seluruh pedesaan, lembaga pendidikan, lembaga masyarakat, lembaga pemerintah dan lain-lain terhubung dalam satu jaringan, sehingga interaksi dalam berbagai aspek di seluruh dunia dapat dilakukan secara mudah dan cepat melalui telematika. Masyarakat yang berbasis informasi diarahkan untuk menjadi landasan menuju masyarakat berbasis pengetahuan serta ekonomi berbasis pengetahuan.
Kondisi pendidikan di Indonesia yang masih kurang merata, menyebabkan pola pikir masyarakat untuk memahami kaidah teknologi informasi itu sendiri dinilai masih kurang. Mungkin bagi mereka yang pernah mengenyam jenjang pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir masih dapat memahami seperti apa kehidupan di era informasi seperti sekarang ini. Indonesia hingga saat ini masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara tetangganya dalam mengejar teknologi informasi. Padahal teknologi informasi merupakan salah satu lahan untuk dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan yang cukup besar jika indonesia mampu memanfaatkannya.
Yang menjadi inti utama dalam pengembangan telematika di indonesai adalah kultur akan perubahan ke arah masyarakat berbasis IT masih rendah dan kultur yang lainya pun masih bervariasi, ada yang masih pola hidup jaman dulu/purba seperti berburu dan berpindah pindah, agraris, industri dan lain-lain. Hal ini dapat dijadikan sebagai tantangan. Ada banyak tantangan, regulasi, dan kebijakan pemerintah yang harus segera dilaksanakan untuk menunjang keberhasilan masyarakat informasi di Indonesia, sekaligus memperkecil tingkat kesenjangan digital. Pemerintah dibantu Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo), dalam hal ini adalah sebagai motor utama, penggerak, dan motivator pemberdayaan masyarakat agar sadar akan teknologi.

1.2  Ruang Lingkup Masalah
Untuk menuju masyarakat IT sebenarnya dibutuhkan kesadaran dari dalam diri kita sendiri, namun yang terjadi di masyarakat Indonesia adalah dengan beragamnya suku, budaya, dan kultur masyarakat, membuat semua pihak harus turut andil untuk mewujudkannya.


1.3  Maksud dan Tujuan
Dalam Buku Putih Kementrian Riset dan Teknologi tahun 2006 disebutkan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia, yaitu (1) Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat, (2) Meningkatkan daya saing bangsa, (3) Memperkuat persatuan dan kesatuan nasional, ( 4) Mewujudkan pemerintahan yang transparan, (5) Meningkatkan jatidiri bangsa di tingkat internasional. Dari kelima hal tersebut, penelitian dan pengembangan TIK diharapkan lebih melihat user needs (kebutuhan pengguna atau stakeholder) serta lebih membumi dan memprioritaskan penelitian ke arah mencari solusi kebutuhan riil masyarakat.
Teknologi Informasi dan Komunikasi harus mampu menjawab kepentingan empat stakeholder, yaitu (1) Masyarakat dan publik, untuk menuju masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) dan layanan elektronik (e-Service), (2) Pemerintah, untuk menuju e-Government dan membentuk pemerintah yang bersih dan transparan, (3) Industri, untuk menuju industri TIK tingkat global dan berdaya saing tinggi, (4) Lembaga Iptek, untuk menuju lembaga riset ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa bersaing di kancah internasional.


BAB 2. PEMBAHASAN

Bagi Indonesia untuk memasuki era informasi  memang banyak kendala yang harus dihadapi, terutama masih adanya kesenjangan informasi dan belum siapnya masyarakat dan negara dalam menghadapinya. Pola pikir masyarakat yang masih beranggapan bahwa teknologi modern hanya dimanfaatkan untuk bidang-bidang yang sifatnya administratif/perkantoran seharusnya disudahi. Pada kenyataannya, penggunaan teknologi informasi jika benar-benar ingin diterapkan, tidak hanya terbatas pada hal tersebut. Ada banyak sekali jenis lapangan pekerjaan di daerah pedesaan yang sangat mungkin ditunjang dengan keberadaan teknologi informasi. Misalnya penyediaan aplikasi jual beli sederhana untuk menghitung penjualan sumber daya alam, kemudahan pencarian lapangan kerja bagi mereka yang membutuhkan, hingga kemudahan pemerintah desa untuk mengelola administrasi penduduk.
Problem yang dihadapi bangsa kita saat ini adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka buta huruf dan masih rendahnya minat baca, terutama pada masyarakat yang hidup di pedesaan dan  daerah terpencil. Padahal informasi dan pengetahuan biasanya disajikan dalam media bacaan, baik cetak maupun non cetak, seperti buku, koran, majalah, internet dan sebagainya. Namun melek informasi bukan hanya terbatas pada kebiasaan membaca, tetapi lebih dari itu yaitu kesanggupan untuk memahaminya (literasi informasi). Di samping itu juga dengan adanya tradisi yang masih menganggap rendah kedudukan perempuan dari pada laki-laki baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam pendidikan maupun dalam mendapatkan pekerjaan yang dapat membuat perempuan tidak berdaya. Rendahnya kualitas sumber daya manusia tersebut dapat menyebabkan rendahnya posisi tawar dan fungsi kontrol mereka terhadap kelemahan berbagai lembaga pelayanan publik.
Beberapa waktu yang lalu pemerintah telah membuat beberapa program yang sudah dijalankan dan cukup bisa mendukung terwujudnya masyarakat informasi. Misalnya dengan pembangunan sehari satu juta sambungan listrik yang dilakukan PLN ketika memperingati Hari Listrik Nasional. Kemudian beberapa hari yang lalu Menkominfo, Tifatul Sembiring, juga baru saja meresmikan 14 desa berdering yang terletak di berbagai daerah perbatasan. Yang tidak kalah hebat yaitu peluncuran M-CAP (Mobile Community Access Point) atau dikenal dengan mobil warnet keliling oleh Depkominfo. Jika kegiatan semacam ini giat dilakukan dan berkelanjutan, serta benar-benar diterapkan, maka sedikit demi sedikit target pencapaian pemerintah akan semakin dekat.
Depkominfo sendiri telah menetapkan beberapa tahapan pencapaian untuk menuju masyarakat informasi Indonesia yang meliputi sbb :
  • Desa Perintis (2005) : Pada tahap ini sebagian besar desa belum terhubung dengan fasilitas telekomunikasi. Jumlah desa yang terhubung dengan fasilitas telekomunikasi masih dibawah 50 persen dari jumlah total desa di Indonesia.
  • Desa Berdering Terpadu (2010) : Pada tahap ini telepon dasar sudah tersedia di seluruh desa di Indonesia dengan jumlah sambungan minimal satu satuan sambungan telepon (sst). Layanan yang disediakan pada tahap ini masih terbatas pada layanan komunikasi suara.
  • Desa Online (2015) : Pada tahap ini diharapkan ada peningkatan kualitas dan kuantitas layanan hingga 10 sst untuk 1 desa, dilanjutkan dengan penyediaan barang akses internet.
  • Desa Multimedia (2020) : Pada tahap ini diharapkan pemanfaatan TIK sudah menjadi kebutuhan masyarakat desa dalam aktifitas sehari-hari dan menjadikan TIK sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di desa. Dengan adanya pemahaman yang baik terhadap TIK diharapkan akan menumbuhkan akses informasi baik telepon dan internet. Selain itu, perlu menyediaan konten yang berkelanjutan sehingga desa tersebut menjadi bagian dari komunitas informasi dunia.
  • Masyarakat Informasi (2025) : Hampir 50 persen penduduk Indonesia mempunyai akses informasi sesuai dengan yang diinginkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pemaksimalan teknologi informasi hingga ke pelosok pedesaan melalui layanan e-economy dan e-health diharapkan dapat diterapkan.
Untuk mengimplementasikan teknologi ke dalam tatanan masyarakat Indonesia, dibutuhkan proses yang bertahap dan tidak instan. Untuk menyebarkan dan atau memasukkan gagasan mengenai inovasi terbaru pemerintah dalam rangkan menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat informasi yang melek teknologi, dibutuhkan opinion leader seperti pemuka agama, figur publik, kepala desa dan lain-lain untuk memberikan contoh kepada msyarakat di lapangan. Melalui mereka masyarakat dapat diberi edukasi dan contoh secara efektif. Namun perlu diingat bahwa tidak semua masyarakat dapat menerima begitu saja setiap adanya pembaharuan, diperlukan suatu proses yang kadang-kadang menimbulkan pro dan kontra yang tercermin dalam berbagai sikap dan tanggapan dari anggota masyarakat ketika proses implementasi teknologi ini sedang berlangsung di tengah-tengah mereka.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan memang penting, tetapi jika tidak diimbangi dengan praktek kebiasaan dan kesadaran manusia itu sendiri, maka program menuju masyarakat informasi tidak akan berjalan secara berkesinambungan. Tidak mudah membujuk orang tua kita yang sudah berusia berpuluh-puluh tahun hidup tanpa teknologi digital dipaksa untuk memahami teknologi yang baru muncul di awal milenium ketiga ini. Perlu waktu untuk menerima suatu hal yang baru.
Dengan menyebarluaskan tentang pentinnya manfaat teknologi di era sekarang memungkinkan masyarakat mau tidak mau harus menggunakan teknologi sebagai sarana untuk membantu pekerjaannya.
3.2 Saran
1.    Pemerintah harus mempersiapkan prioritas dan kebutuhan masyarakat di berbagai daerah. Hal ini untuk menghindari pembangunan infrastruktur yang tidak tepat sasaran.
2.    Melakukan penelitian mengenai kondisi sosial, budaya, dan pendidikan masyarakat setempat untuk mengetahui tingkat antusiasme dan kesadaran masyarakat, sehingga dapat dibedakan mana kelompok masyarakat yang sudah siap dan belum siap.



DAFTAR PUSTAKA

Agung, Ridho. 2013, Indonesia dan Masyarakat Informasi, Implementasi teknologi, Kesenjangan digital dan teori Difusi Inovasi. http://ridhoagungnugraha.wordpress.com/2013/01/03/indonesia-dan-masyarakat-informasi-implementasi-teknologi-kesenjangan-digital-dan-teori-difusi-inovasi/, Diakses pada 6 Januari 2014

Dwi, Susetyo. 2011, Menuju Masyarakat Melek Teknologi. http://techno.okezone.com/read/2011/05/21/54/459430/large, Diakses pada 6 Januari 2014
E-Government. 2013. Memahami Arah Perkembangan E-Government. http://irawan23.wordpress.com/2013/04/10/memahami-arah-perkembangan-e-government-3/, Diakses Pada 6 January 2014
Rizki, Aditya. 2011, Bagian 3 : Tantangan, Regulasi, dan Kebijakan Pemerintah Menuju Masyarakat Informasi. http://www.adityarizki.net/2011/02/bagian-3-tantangan-regulasi-dan-kebijakan-pemerintah-menuju-masyarakat-informasi/ , Diakses pada 6 Januari 2014
Safia, Joe. 2012. Peran Teknologi Informasi dan Pola Pikir Masyarakat Dalam Pengembangannya. http://newjoesafirablog.blogspot.com/2012/06/peran-teknologi-informasi-dan-pola.html , Diakses Pada 26 Desember 2013
Talibo, Lukman. 2011. Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk pemberdayaan Masyarakat (Bagian 1). http://lukmantalibo.wordpress.com/2011/07/14/pemanfaatan-teknologi-informasi-untuk-pemberdayaan-masyarakat-bagian-1/, Diakses pada 6 Januari 2014


Read more »